MERINDUKAN NATAL
Ditulis oleh Nomi Sinulingga
Desember selalu memberi warna tersendiri dan kenangan yang indah bagi banyak orang Kristen. Sejak di Sekolah Minggu, saya selalu merindukan Natal. Bukan hanya kemeriahannya namun juga karena pada perayaan Natal akan diumumkan juara-juara sekolah Minggu. Akan diberikan hadiah untuk juara satu sampai tiga dengan kategori tidak pernah absen, rajin menghafal ayat hafalan serta juara mengisi buku aktivitas. Saya sering menantikan Natal karena berharap saya akan mendapat hadiah untuk salah satu kategori juara. Dan akan lebih bahagia lagi kalau bisa mendapatkan dua hadiah sekaligus. Natal selalu menggembirakan pada masa anak-anak.
Rasanya di hari Natal, Bapak dan Mamak di rumah juga berlimpah kasih sayang. Pekerjaan rumah kalau belum dikerjakan juga rasanya lebih ada toleransi dengan alasan waktu seusai sekolah digunakan untuk latihan Natal. Orang tua juga sering sekali ingin lebih membahagiakan anak-anaknya pada hari Natal dengan memberi hadiah baju baru, sepatu baru, bando baru, dll. Bukan hanya kedua orang tua tetapi juga bibi-bibi, kakak-kakak dan keluarga yang lain sering memberikan hadiah Natal. Apakah mereka memberikan hadiah karena mereka bersukacita karena Kristus telah lahir, ataukah karena orang lain juga melakukan hal yang sama, saya kurang tahu. Yang saya ingat, pada masa anak-anak Natal selalu menjadi kerinduan.
Masa-masa keindahan Natal kini hanya menjadi kenangan karena di kebaktian dewasa tidak ada buku aktifitas yang perlu dinilai setiap Minggu. Tidak ada absensi di gereja untuk mengecek siapa yang tidak hadir beribadah. Dan juga tidak ada tes menghafal ayat hafalan kebaktian Minggu yang lalu sebelum ibadah usia.
Menjadi dewasa kelihatannya lebih ringan dan tidak ada beban untuk datang ke gereja. Tidak ada kerinduan ke gereja lagi seperti masa kanak-kanak untuk datang ke sekolah Minggu. Anak-anak sering merindukan Sekolah Minggu. Setiap Minggu ada hal-hal baru, ada belajar lagu baru, belajar gerakan yang baru untuk mengiringi nyanyian. Guru-guru sekolah Minggu yang baik juga suka memberikan hadiah. Mendengarkan guru bercerita Yesus dengan alat peraga yang menarik dan dengan suara yang lucu. Semua itu sudah harus diganti ketika usia beranjak. Setelah selesai erlajar ngawan, banyak anggota PERMATA yang mulai terhilang dari gereja. Namun sebenarnya kerinduan akan Natal tidak akan pernah pudar dalam diri seseorang. Itu nyata sekali kalau kita mengamati Natal.
PERMATA Bandung Pusat bisa menjadi contoh dalam hal Natal. Kalau pada bulan-bulan selain Desember, PA gabungan bisa mencapai 150 orang anggota yang hadir. Namun pada perayaan Natal PERMATA Runggun, maka kehadiran anggota PERMATA bisa mencapai lebih dari 400 orang. Kebaktian Minggu paad bulan Desember bisa membludak, bangku tempel pada tangga gereja juga penuh sesak. Natal selalu memberikan suasana yang berbeda. Natal ternyata bukan hanya dirindukan oleh anak-anak Sekolah Minggu, namun PERMATA juga merindukan Natal. Apakah anggota PJJ juga merindukan Natal? Kemungkinan jawabannya IYA. Ini terbukti dengan adanya seragam baru yang akan dikenakan perpulungen pada saat Natal. Ingin terlihat melalui penampilan bahwa perpulungen ersada ukur janah ermeriah ukur ibas memperingeti ketubuhen Yesus Kristus.
. Semua orang merindukan Natal. Hanya anak sekolah Minggu yang lebih mampu mengekspresikan kerinduannya, mungkin karena mereka masih selalu mendapatkan apa yang dirindukannya. Tapi bagaimana dengan PERMATA? Mungkin kerinduan akan Natal mulai ditekan. Mereka tidak tahu lagi merindukan apa, sehingga mereka juga merasa Natal hanya akan berlalu begitu saja. PJJ juga sering sekali mencoba membuat Natal berbeda, namun mereka juga mulai menekan kerinduan akan Natal yang mereka rasakan seperti anak Sekolah Minggu. Dalam hati yang paling dalam, semua kita merindukan Natal. Sebagian menutupi kerinduan itu sehingga kita merasa tidak ada yang terlalu spesial di bulan Desember. Kadang kita tidak tahu apa sebenarnya yang kita rindukan, sehingga Natal akan berlalu setelah sukacita Natal selama dua jam sudah selesai.
Semua merindukan Natal. Allah Bapa sangat merindukan Natal, jauh sebelum Yesus Kristus lahir. Sejak awal manusia jatuh ke dalam dosa. Bapa mengutuk tanah dan ular, dia menghukum manusia yang sudah berdosa dan memberikan janji secara implisit akan penyelamatan yang sudah Dia sediakan. Bapa sudah sangat merindukan saat-saat yang tepat dimana Yesus akan datang ke dunia ini mengambil rupa manusia dan menanggung semua dosa manusia. Bala tentara surgawi juga menyatakan kerinduaanya akan saat-saat dimana Kristus lahir. Pujian dilantunkan begitu indah dan mereka melakukannya dengan penuh ekspresi dan memberi kesempatan kepada gembala untuk melihat ekspresi kerinduan akan Natal (Lukas 2:13-15).
Putra Allah dalam ke-Ilahian-Nya juga merindukan Natal. Waktunya sudah tiba, Putra Tunggal Bapa turun ke dunia ini. Dia mengambil rupa manusia dan lahir dari anak dara Maria. Hari kelahiran Kristus inilah yang kita rayakan pada hari Natal. Penyelamat sudah lahir, dan DIA ingin mendamaikan manusia,ciptaan yang sudah berdosa, dengan Allah Pencipta. Kerinduan Natal adalah kerinduan untuk berdamai kembali dengan Allah Bapa. Menerima Dia yang lahir pada Natal ini sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi akan diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya (Yoh 1:12).
Setelah lulus dari Sekolah Minggu, bukankah kerinduan Natal seharusnya semakin bergema dalam hati kita? Karena kerinduan kita bukan hanya sekedar hadiah Natal dan juga hadiah juara yang akan diumumkan pada perayaan Natal. Tapi adalah kerinduan akan hakikat Natal itu sendiri. Marilah membuka hati untuk kelahiran Kristus dalam hati kita masing-masing.
Selamat Wari Natal 25 Desember 2006 dan Selamat Tahun Baru 1 JAnuari 2007.
Ditulis oleh Nomi Sinulingga
Desember selalu memberi warna tersendiri dan kenangan yang indah bagi banyak orang Kristen. Sejak di Sekolah Minggu, saya selalu merindukan Natal. Bukan hanya kemeriahannya namun juga karena pada perayaan Natal akan diumumkan juara-juara sekolah Minggu. Akan diberikan hadiah untuk juara satu sampai tiga dengan kategori tidak pernah absen, rajin menghafal ayat hafalan serta juara mengisi buku aktivitas. Saya sering menantikan Natal karena berharap saya akan mendapat hadiah untuk salah satu kategori juara. Dan akan lebih bahagia lagi kalau bisa mendapatkan dua hadiah sekaligus. Natal selalu menggembirakan pada masa anak-anak.
Rasanya di hari Natal, Bapak dan Mamak di rumah juga berlimpah kasih sayang. Pekerjaan rumah kalau belum dikerjakan juga rasanya lebih ada toleransi dengan alasan waktu seusai sekolah digunakan untuk latihan Natal. Orang tua juga sering sekali ingin lebih membahagiakan anak-anaknya pada hari Natal dengan memberi hadiah baju baru, sepatu baru, bando baru, dll. Bukan hanya kedua orang tua tetapi juga bibi-bibi, kakak-kakak dan keluarga yang lain sering memberikan hadiah Natal. Apakah mereka memberikan hadiah karena mereka bersukacita karena Kristus telah lahir, ataukah karena orang lain juga melakukan hal yang sama, saya kurang tahu. Yang saya ingat, pada masa anak-anak Natal selalu menjadi kerinduan.
Masa-masa keindahan Natal kini hanya menjadi kenangan karena di kebaktian dewasa tidak ada buku aktifitas yang perlu dinilai setiap Minggu. Tidak ada absensi di gereja untuk mengecek siapa yang tidak hadir beribadah. Dan juga tidak ada tes menghafal ayat hafalan kebaktian Minggu yang lalu sebelum ibadah usia.
Menjadi dewasa kelihatannya lebih ringan dan tidak ada beban untuk datang ke gereja. Tidak ada kerinduan ke gereja lagi seperti masa kanak-kanak untuk datang ke sekolah Minggu. Anak-anak sering merindukan Sekolah Minggu. Setiap Minggu ada hal-hal baru, ada belajar lagu baru, belajar gerakan yang baru untuk mengiringi nyanyian. Guru-guru sekolah Minggu yang baik juga suka memberikan hadiah. Mendengarkan guru bercerita Yesus dengan alat peraga yang menarik dan dengan suara yang lucu. Semua itu sudah harus diganti ketika usia beranjak. Setelah selesai erlajar ngawan, banyak anggota PERMATA yang mulai terhilang dari gereja. Namun sebenarnya kerinduan akan Natal tidak akan pernah pudar dalam diri seseorang. Itu nyata sekali kalau kita mengamati Natal.
PERMATA Bandung Pusat bisa menjadi contoh dalam hal Natal. Kalau pada bulan-bulan selain Desember, PA gabungan bisa mencapai 150 orang anggota yang hadir. Namun pada perayaan Natal PERMATA Runggun, maka kehadiran anggota PERMATA bisa mencapai lebih dari 400 orang. Kebaktian Minggu paad bulan Desember bisa membludak, bangku tempel pada tangga gereja juga penuh sesak. Natal selalu memberikan suasana yang berbeda. Natal ternyata bukan hanya dirindukan oleh anak-anak Sekolah Minggu, namun PERMATA juga merindukan Natal. Apakah anggota PJJ juga merindukan Natal? Kemungkinan jawabannya IYA. Ini terbukti dengan adanya seragam baru yang akan dikenakan perpulungen pada saat Natal. Ingin terlihat melalui penampilan bahwa perpulungen ersada ukur janah ermeriah ukur ibas memperingeti ketubuhen Yesus Kristus.
. Semua orang merindukan Natal. Hanya anak sekolah Minggu yang lebih mampu mengekspresikan kerinduannya, mungkin karena mereka masih selalu mendapatkan apa yang dirindukannya. Tapi bagaimana dengan PERMATA? Mungkin kerinduan akan Natal mulai ditekan. Mereka tidak tahu lagi merindukan apa, sehingga mereka juga merasa Natal hanya akan berlalu begitu saja. PJJ juga sering sekali mencoba membuat Natal berbeda, namun mereka juga mulai menekan kerinduan akan Natal yang mereka rasakan seperti anak Sekolah Minggu. Dalam hati yang paling dalam, semua kita merindukan Natal. Sebagian menutupi kerinduan itu sehingga kita merasa tidak ada yang terlalu spesial di bulan Desember. Kadang kita tidak tahu apa sebenarnya yang kita rindukan, sehingga Natal akan berlalu setelah sukacita Natal selama dua jam sudah selesai.
Semua merindukan Natal. Allah Bapa sangat merindukan Natal, jauh sebelum Yesus Kristus lahir. Sejak awal manusia jatuh ke dalam dosa. Bapa mengutuk tanah dan ular, dia menghukum manusia yang sudah berdosa dan memberikan janji secara implisit akan penyelamatan yang sudah Dia sediakan. Bapa sudah sangat merindukan saat-saat yang tepat dimana Yesus akan datang ke dunia ini mengambil rupa manusia dan menanggung semua dosa manusia. Bala tentara surgawi juga menyatakan kerinduaanya akan saat-saat dimana Kristus lahir. Pujian dilantunkan begitu indah dan mereka melakukannya dengan penuh ekspresi dan memberi kesempatan kepada gembala untuk melihat ekspresi kerinduan akan Natal (Lukas 2:13-15).
Putra Allah dalam ke-Ilahian-Nya juga merindukan Natal. Waktunya sudah tiba, Putra Tunggal Bapa turun ke dunia ini. Dia mengambil rupa manusia dan lahir dari anak dara Maria. Hari kelahiran Kristus inilah yang kita rayakan pada hari Natal. Penyelamat sudah lahir, dan DIA ingin mendamaikan manusia,ciptaan yang sudah berdosa, dengan Allah Pencipta. Kerinduan Natal adalah kerinduan untuk berdamai kembali dengan Allah Bapa. Menerima Dia yang lahir pada Natal ini sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi akan diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya (Yoh 1:12).
Setelah lulus dari Sekolah Minggu, bukankah kerinduan Natal seharusnya semakin bergema dalam hati kita? Karena kerinduan kita bukan hanya sekedar hadiah Natal dan juga hadiah juara yang akan diumumkan pada perayaan Natal. Tapi adalah kerinduan akan hakikat Natal itu sendiri. Marilah membuka hati untuk kelahiran Kristus dalam hati kita masing-masing.
Selamat Wari Natal 25 Desember 2006 dan Selamat Tahun Baru 1 JAnuari 2007.
1 Comments:
At 7:56 PM , pakaian anak said...
met"natal
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home