NdCharo, Buku & Artikel

"Aku ingin menjadi seorang yang menulis karena berkembang, dan berkembang karena menulis" kutipan dari Santo Agustinus

Sunday, April 08, 2007

Kebangkitan Kristus Memberikan Kemenangan

Allah menjadikan manusia dari debu tanah dan juga menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya (Kejadian 2:7). Dalam penciptaan ini, manusia berbeda dengan ciptaan lain. Manusia dijadikan dari dua materi yang sangat esensial, pertama adalah debu tanah (bersumber dari ciptaan Allah yang fana) dan kedua adalah diberi nafas hidup oleh Allah (bersumber dari bagian Allah yang kekal). Manusia yang disebut segambar dan serupa dengan Allah (Imago Dei), memberikan pengertian bahwa manusia bukan hanya sebagai ciptaan yang sementara. Tetapi manusia adalah mahluk yang memiliki dua keberadaan, yaitu keberadaan sementara dan juga keberadaan kekal.

Manusia hidup di dalam waktu, dan waktu berbicara proses. Berbicara proses membuat manusia akan mengalami masa kanak-kanak, masa muda, tua dan meninggal. Ada tahap-tahap dalam hidup yang dilalui yang semua memiliki pergumulan dan keindahannya masing-masing. Kalau hanya sekedar menjalani tahap hidup, kanak-kanak, muda, tua kemudian meninggal maka hal inipun menjadi pengalaman pada semua hewan. Namun yang menjadi tugas bagi semua manusia adalah bagaimana kita bisa mempersatukan setiap tahap hidup yang berbeda ini.

Mempersatukan semua tahap hidup yang berbeda ini hanya bisa kita lakukan ketika kita memakai kacamata kekekalan untuk melihat perjalanan waktu seluruh kehidupan.
Manusia yang sudah jatuh dalam dosa membuat gambar dan rupa Allah (Imago Dei) menjadi rusak. Dosa memisahkan manusia dengan Allah. Manusia sebagai pribadi yang terdiri dari yang fana dan yang kekal menjadi suatu yang kabur bagi manusia. Manusia secara fana (phisik) masih hidup, tetapi dosa membuat manusia secara rohani yang bersifat kekal menjadi mati. Dosa membuat manusia menjadi mati secara rohani di dunia ini dan akan mengalami kematian yang kekal nantinya.

Allah ada di luar waktu, sehingga Ia ada di luar proses. Allah tetap sama dari kekal sampai kekal. Saat inkarnasi, Allah menginterfensi kedalam sejarah, sehingga manusia Yesus adalah sungguh-sungguh oknum historis. Dia mengalami apa yang dialami seluruh ciptaan, memiliki masa-masa menjadi anak-anak, masa muda dan kemudian meninggal sebelum pernah menjadi tua. Usianya hanya 33 tahun di dunia ini, dan mati di salib untuk menanggung hukuman mewakili semua manusia yang berdosa. Penderitaan salib yang dialami oleh Kristus untuk menanggung semua dosa manusia membawanya kepada kematian pada hari Jumat Agung. Proses penyelamatan oleh Kristus tidak berhenti hanya pada kematian di kayu salib, Minggu Paskah pagi-pagi benar Kristus sudah bangkit. Dia bangkit dari kubur dan menang dari kuasa maut.
Kebangkitan Kristus membuat iman kita dalam Kristus menjadi berarti. Manusia yang sudah jatuh di dalam dosa, sudah diperdamaikan kembali dengan Allah. Manusia menjadi pemenang di dalam Kristus atas kuasa dosa. Di dalam Kristus, manusia akan menemukan citra dirinya. Manusia sudah menang akan semua hal dalam dunia ini. Sehingga tugas manusia untuk mempersatukan tahap-tahap dalam kehidupannya menjadi tugas yang dapat dikerjakan bersama Kristus. (Nomi Sinulingga)