NdCharo, Buku & Artikel

"Aku ingin menjadi seorang yang menulis karena berkembang, dan berkembang karena menulis" kutipan dari Santo Agustinus

Wednesday, November 23, 2005

IMMANUEL KANT
Langit Berbintang di Atasku Hukum Moral di Batinku

Penulis/Penyusun Hawasi, S.S,
diterbitkan oleh Poliyama Widyapustaka, Jakarta, Oktober 2003

Harga : Rp 6.900,-

Immanuel Kant lahir pada tahun 1724 di kota Konigsberg di Prussia Timur. Latar belakang keluarganya sangat religius, dan keyakinan agamanya menjadi latar belakang penting bagi filsafatnya dikemudian hari. Kant tidak menikah dan mencurahkan seluruh waktu dan tenaganya untuk menelaah dan mengarang karya-karyanya, berpikir berjam-jam dan menulis. Ia jarang keluar dari kota kelahirannya, Konigsberg, dan tidak pernah keluar dari propinsi kelahirannya, Prusia Timur sampai Kant meninggal pada usia 80 tahun pada tahun 1804.
Abad ke-18 dikenal dengan abad pencerahan. Menurut Imanuel Kant, zaman pencerahan adalah zaman dimana manusia keluar dari keadaan tidak akil balik. Manusia telah berani untuk berpikir sendiri. Oleh karena itu, semboyan zaman pencerahan berbunyi :”Separe aude !” (beranilah berpikir !).


Kant tidak disangsikan sebagai filsuf terbesar dalam sejarah filsafat sejarah modern. Kemunculan Kant memulai suatu zaman baru, sebab filsafatnya mengantarkan gagasan baru yang memberikan arah kepada segala pemikiran filsafati di zaman kemudian. Kant berusaha untuk melakukan suatu sintesa baru terhadap kecenderungan filsafat pada waktu itu yang terbelah menjadi dua titik ekstrim, yaitu rasionalisme dan empirisme.

Sintesa Kant sering disebut dengan ‘Kritisme’ sebagai kritik terhadap filsafat sebelumnya yang bersifat ‘dogmatis’. Kant adalah filsuf paling besar pengaruhnya dalam 500 tahun terakhir. Kant telah merevolusi pengertian kita tentang ilmu pengetahuan sehingga Kant sendiri menyebut gagasannya sebagai “suatu Revolusi Kopernikan”. Kant juga dikenal dengan teori etikanya yang disebut imperatif kategoris dan merupakan suatu teori yang paling radikal dalam bidang etika dengan penekanannya kepada otonomi individu dalam mengambil keputusan moral.


Pikiran manusia, kata Kant, bukanlah pasif yang hanya menerima fenomena dari luar. Dalam hal berpikir manusia tidak semata menerima kesan-kesan indrawi tetapi juga membuat keputusan tentang apa yang kita alami. Pikiran meninggalkan jejaknya pada cara kita mendalami dunia.
Kita dapat membandingkan dengan apa yang terjadi ketika kita menuangkan air ke dalam sebuah kendi. Bentuk air mengikuti bentuk kendi tersebut. Begitu pula cara persepsi kita dengan ‘bentuk-bentuk intuisi’ kita. Kant menambahkan bahwa bukan hanya pikiran yang menyesuaikan diri dengan segala sesuatu. Segala sesuatu itu sendiri menyesuaikan diri dengan pikiran.


Dalam filsafat moralnya Kant mengatakan bahwa kesadaran moral adalah fakta yang tidak dapat dibantah meskipun bukan objek indrawi, namun membuka kenyataan bidang realitas adi-indrawi. Sejauh seseorang berkehendak baik, ia baik, tanpa pembatasan. Kehendak baik itu selalu baik dan dalam kebaikannya tidak tergantung pada sesuatu diluarnya (otonom). Syarat kebaikan berbagai sifat yang ada pada manusia harus dimulai dari kehendak baik, itu prinsip Kant. Manusia tidak hanya tertarik untuk berbuatyang baik, tetapi juga tertarik untuk melakukan penyimpanan dan berbuat kejahatan. Itulah sebabnya akal budi praktis menyatakan diri dalam bentuk kewajiban. Kant selalu merasa bahwa bahwa perbedaan antara benar dan salah adalah masalah akal, bukan perasaan.

Kant memberi komentar tentang manusia, bahwa manusia harus selalu memanusiakan dirinya. Karena menurutnya, keadaan dasar manusia bersifat hewani, maka tugas manusia untuk selalu memanusiawikan dan mengatasi sifat kebinatangannya. Mengolah bahan kasar hakekat manusia menjadi manusia bertanggung jawab yang berprikemanusiaan disebut oleh Kant sebagai budaya atau kultur. Disinilah hukum moral bagi manusia dalam proses kebudayaan.

Wednesday, November 16, 2005


ANALISIS QoS PADA MOBILE IPv6 DENGAN
END TO END RSVP

(Desember 2004 disampaikan di seminar nasional di UNY Yogyakarta, artikel ini diposting hanya sebagian karena aslinya memiliki banyak gambar dan grafik).

ABSTRAK

Peningkatan kebutuhan layanan mobile internet secara global menyebabkan mobile IPv6 dikembangkan untuk menggantikan mobile IPv4 yang tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan tersebut. Teknologi Quality of Service (QoS) memungkinkan untuk melakukan layanan wireless real time pada internet. IETF telah mengembangkan protokol yang akan mendukung layanan-layanan yang real time yaitu Mobile IPv6 dan Resource ReSerVation Protocol (RSVP). Mobile IPv6 mendukung mobile node terhubung ke internet secara terus menerus kapan saja dan dimana saja. Interworking kedua protokol tersebut pada jaringan yang mobile akan sangat penting karena memberikan QoS yang baik pada layanan yang real time. RSVP akan melakukan reservasi bandwidth pada jaringan sebelum dilakukan pengiriman paket, sehingga akan mengurangi paket loss dan paket delay. Penelitian ini dianalisi QoS pada Mobile IPv6 dengan protokol RSVP dengan aplikasi layanan yang real time.

Kata Kunci: Mobile IPv6, RSVP, QoS, Home address, Care of address

Mobile IPv6
Internet Protocol Versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai pengganti Internet Protokol Versi 4 (IPv4) yang didefenisikan dalam RFC 791. Perbedaan utama antara IPv6 dan IPv4 adalah panjang bit addressnya. Panjang address pada IPv4 hanya 32 bit sedangkan panjang address pada IPv6 adalah 128 bit. Tujuan IPv6 adalah untuk memenuhi kebutuhan jumlah mobile node yang meningkat di internet. Mobile IP diharapkan dapat memampukan mobile node berpindah dari satu subnet ke subnet yang lain [1].
Gambar 1 merupakan format header paket IPv6 [2]. Pada format header IPv6 ditambahkan field “flow label” untuk memampukan pelabelan paket-paket yang akan memerlukan penanganan khusus seperti quality of service atau layanan real time yang diinginkan pengirim.
Mobile IPv6 menggunakan enkapsulasi untuk pengiriman paket dari home network ke mobile node. Sebuah mobile node dapat mengkonfigurasi care of address-nya dengan menggunakan Stateless Address Autoconfiguration dan Neighbor Discovery.
Mobile IPv6 (MIPv6) menyediakan sebuah mekanisme yang mendukung untuk mobilitas dalam IPv6. Pada MIPv6, setiap mobile Node (MN) memiliki Home Network dan ditandai dengan sebuah IP address yang unik yang disebut home address. MN mendapat sebuah IP address yang baru ketika ia berpindah ke network (subnet) yang lain dari home networknya. Alamat IP yang baru ini disebut care-of address (CoA) yang akan menyediakan point of attachment yang langsung dari MN ke jaringan.

Ketika MN berada pada Home Networknya, paket akan dikirim oleh Correspondent Node (CN) dengan menggunakan home address MN sebagai alamat tujuan untuk mencapai MN secara langsung. Ketika MN berpindah dari ke network yang lain, paket yang dikirim CN akan mencapai MN melalui HA dengan dua langkah sebagai berikut [4] :
i. Segera setelah MN mendapat CoA baru pada jaringan subnet yang dikunjungi, MN akan mengirim sebuah Binding Update (BU) ke HA dengan CoAnya yang baru.
ii. Setelah menerima BU, HA akan menangkap paket yang ditujukan ke MN dan meneruskan paket tersebut ke MN dengan alamat CoAnya yang baru. MN dapat juga mengirim BUnya secara langsung ke CN (dengan asumsi CN dapat memproses BU) bersamaan pada saat MN mengirim BU ke HA, sehingga CN dapat mengirim paket secara langsung ke MN dengan Care of Address MN yang baru secara langsung.
Registrasi home agent merupakan hal yang vital pada fungsi protokol, sebab kalau tidak dilakukan mobile node cepat atau lambat tidak akan dapat dihubungi. Binding update menyebabkan penerima meng-update binding cache-nya. Jika mobile node gagal melakukan registrasi care-of address-nya yang baru saat itu ke home agent maka dapat dilakukan pengiriman binding update ulang.
Reservation Protocol (RSVP)
Tujuan protokol RSVP pada mobile IPv6 adalah untuk meningkatkan QoS jaringan. RSVP adalah protocol yang digunakan MN untuk meminta resource reservation untuk melalui sebuah jaringan. Receiver memprakarsai memilih level resource reserved dan bertanggung jawab untuk memulai dan menjaga reservasi aktif selama MN akan menerima data.
Message RSVP akan dipertukarkan oleh sender dan receiver dalam proses resource reservation. Ada beberapa macam message RSVP, tetapi message yang dianggap paling utama yaitu Resv Message dan Path Message. Sender akan mengirim Path message ke receiver, dan receiver mengirim Resv message ke sender dengan membalikkan jalur yang didefenisikan pada Path message sebelumnya.RSVP merupakan protokol yang bersifat connection-oriented dimana terdapat tiga fase dalam mengadakan reservasi [6].
a. Fase Pembukaan Hubungan, ditandai dengan pembentukan dan pengiriman Path Message oleh sender ke semua receiver (1). Pada setiap router informasi dalam message ini akan disimpan dalam bentuk tabel untuk mencatat link-link yang terhubung pada node tersebut, tabel ini disebut Path State (2).
b. Fase Hubungan (Connect), ditandai dengan pembentukan dan pengiriman Resv Message oleh receiver ke sender (3) setelah menerima Path Message. Pada setiap router informasi dalam message ini akan disimpan dalam bentuk tabel untuk mencatat status reservasi dari setiap node, tabel ini disebut Resv State (4). Setelah pemesanan berhasil pada suatu node, maka node tersebut harus memberitahukan kepada receiver dengan membentuk ResvConf Message (5). Dan bila selama reservasi terjadi kesalahan node yang menemukan adanya kesalahan harus membentuk Error Message (6).
c. Fase Pemutusan Hubungan (Disconnect) ditandai dengan pembentukan dan pengiriman PathTear Message oleh sender atau ResvTear Message oleh receiver (7).

INTERWORKING RSVP DAN MOBILE IPv6
Featur yang penting yang membedakan RSVP pada IPv6 dengan IPv4 adalah adanya flow label field pada IPv6 headernya. Pada RSVP IPv6 , flow label akan ditambahkan dalam sender template object pada path message dan filter spec pada Resv message. Sebagai hasilnya klasifikasi paket yang lebih efisien akan tercapai. Pada model QoS, yang utama yang menjadi perhatian adalah jaminan QoS selama handoff. Meskipun sebuah flow dengan paket yang real time dapat melakukan resourse reservasi dengan transmission path yang sedang ada, mobile node handoff menyediakan sebuah path yang baru yang mungkin tidak memiliki cukup resource untuk flow yang sama. Jadi sebaiknya dilakukan kolaborasi antara Mobile IPv6 dengan RSVP untuk melakukan pemeliharaan QoS selama handoff. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yang memberi pengaruh pada interworking RSVP dan Mobile IPv6.

· RSVP Resource Reservation Path
Pada Mobile IPv6, paket antara correspondent node dan mobile node secara umum melalui rute yang terbaik. Jika CN tidak mengetahui CoA mobile node sebagai prioritas, maka message call-setup signaling di tunnel melalui Home Agent yang akan menyediakan pengiriman binding upate dari mobile node untuk menginformasikan CoAnya kepada CN. Ini mengindikasikan bahwa selama interworking Mobile IPv6 dan RSVP, resource selalu dilayani pada intermediate router sepanjang path dari sender ke receiver.
· Sender mobility
Pengirim harus selalu menggunakan permanen home addressnya sebagai source address pada IP headernya, walaupun keadaannya jauh dari home network. Paket diperlukan dalam proses mobile IPv6 selama home address akan digerakkan ke home address option dan IPv6 source address field akan diset ke care of address mobile node seperti yang diperlihatkan gambar 6(a). Manfaat dari mobile IPv6 dan RSVP interworking adalah, ketika flow sender bergerak, hanya care of address dari mobile node yang dapat menangani mekanisme flow ini pada semua intermediate router.
· Receiver MobilityJika flow receiver bergerak sebagai care of address, sebuah MN akan dikenali sebagai CN. Ini akan mengirim paket secara langsung ke mobile node menggunakan sebuah routing header IPv6
KESIMPULAN
1. Proses komunikasi dengan mobile IPv6 tidak memberikan pengaruh yang besar dalam penurunan kualitas layanan ketika mobile node melakukan handoff
2. Dengan banyaknya alamat IP yang tersedia pada IPv6, ini membuat time delay untuk Binding Update juga semakin kecil, karena care of address yang baru memiliki kemungkinan yang sangat kecil digunakan oleh node lain.
3. RSVP memungkinkan paket loss yang terjadi ketika mobile node melakukan handoff sangat kecil, karena kapasitas bandwidth yang dibutuhkan oleh mobile node sudah terlebih dahulu direservasi untuk menerima data.


Daftar Pustaka

[1] C. Perkins, D. Johnson, Internet Draft – Mobility Support in IPv6, IETF, June 2000.
[2] S. Deering, R. Hidden, Internet Protocol Version 6 (IPv6) Specification. RFC 2460, IETF, December 1998
[3] C. Perkins, “Tutorial : Mobile Networking Through Mobile IP”,
http:// www.computer.org/internet/ v2n1/perkins.htm
[4] Thierry Ernst, Claude Castelluccia, Hong-Yon Lach, “Extending Mobile-IPv6 with Multicast to Support Mobile Network in IPv6
[5] McDysan David, “QoS & traffic Management in IP & ATM Networks”, McGraw-Hill, 2000.
[6] Greis Marc, “RSVP/ns : An Implementation of RSVP for the ns-2”.
http://www-student.informatik.unibonn.de/greis/rsvpns
[7] H. Montes, G. Gomez, D. Fernandez, “An End-to-end QoS frame work for multimedia streaming service in 3G networksS, 0-7803-7589-0/02, IEEE, 2002S. Dimitris, N. Passas, S. Apostolis, E. Zervas, “A Generic Adaptation Layer For Differentiated Services and Improved Performance In