NdCharo, Buku & Artikel

"Aku ingin menjadi seorang yang menulis karena berkembang, dan berkembang karena menulis" kutipan dari Santo Agustinus

Monday, September 11, 2006

Permata yang Kompeten
(Nomi Br Sinulingga)

Pengkhotbah 12:9-10
Selain Pengkhotbah berhikmat, ia mengajarkan juga kepada umat itu pengetahuan. Ia menimbang, menguji dan menyusun banyak Amsal. Pengkhotbah berusaha mendapat kata-kata yang menyenangkan dan menulis kata-kata kebenaran secara jujur.


Penulis kitab pengkhotbah adalah raja Salomo, seorang yang paling berhikmat yang pernah ada dalam dunia ini. Hikmat Salomo merupakan berkat yang diberikan Tuhan dalam hidupnya. Tetapi hikmat yang dari Tuhan itu tidak akan nyata kalau tidak digunakan dan diaplikasikan sesuai dengan tujuannya. Salomo menulis banyak amsal yang berisi pengajaran dalam kehidupan praktis dan juga kitab pengkhotbah yang menggemakan kesiasiaan. Amsal yang begitu indah tidak lahir begitu saja. Dalam bacaan kita ini dikatakan bagaimana dia menimbang, menguji baru kemudian menyusun Amsal. Dalam menyusun Amsal, Salomo juga berusaha mendapat kata-kata yang tepat dan menyenangkan.

Kata menimbang, menguji dalam renungan kita adalah satu proses yang berkelanjutan. Mungkin saat ini bisa kita sebut dengan penelitian atau riset. Menimbang bisa diartikan dengan membuat hipotesa awal, mengumpulkan teori yang mendukung kemudian baru dilakukan pengujian. Setelah diuji, dilihat apakah hipotesa yang dibuat benar atau salah dan setelah ada hasil dari pengujian baru dia menyusun Amsal. Ini adalah proses pembelajaran yang mengagumkan yang dilakukan raja Salomo pada masa yang silam.

Bagaimana dengan proses pembelajaran yang kita lakukan saat ini? Apakah kita sudah melakukannya dengan sungguh-sungguh dan serius? Menjadi lulusan yang kompeten pada era persaingan ini sangat diperlukan. Proses pembelajaran yang kita jalani sangat menentukan kemampuan akademis dan keahlian kita. Mahasiswa tidak kurang baik apabila 100% hanya mengandalkan dosen dan kegiatan belajar mengajar di kampus untuk menumbuhkan kompetensinya. Tetapi harus mencari pengetahuan dimana saja. Internet juga merupakan satu sumber pengetahuan yang bisa dapatkan. Informasi apa saja bisa kita peroleh di internet.

Mampu belajar sendiri merupakan salah satu faktor yang menentukan kompetensi seseorang, karena segala sesuatu berubah. Contoh paling nyata adalah belajar program computer. Ketika kuliah mungkin kita mempelajari Visual Basic, tetapi ketika bekerja nanti Visual Basic tidak dibutuhkan lagi tetapi mungkin sudah ada bahasa pemrograman baru yang lain yang harus digunakan. Mampu belajar sendiri dan mencari sumber-sumber pembelajaran akan menolong untuk bisa cepat beradaptasi dengan perubahan.

Salomo memberikan teladan dalam proses pembelajaran dan juga hikmat yang dia miliki nyata karena dia mau berusaha mengaplikasikannya dengan mengajar umat supaya berpengetahuan. Meneladani proses pembelajaran yang dilakukan Salomo akan menjadikan kita menjadi Permata-Permata yang kompeten dibidangnya masing-masing.

Wednesday, September 06, 2006

Menjadi Mandiri
(Nomi Br Sinulingga)

Amsal 12:9
Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri, dari pada berlagak orang besar, tetapi kekurangan makan.

Kenaikan harga BBM sangat terasa mencekik leher bagi orang-orang kecil. Biaya transportasi yang semakin mahal, juga melambungkan semua harga bahan-bahan pokok dan hasil pertanian. Bangsa ini yang buminya mengandung banyak minyak dan bahan tambang lain. Tanahnya yang sering digambarkan “tongkat dan kayu dilempar jadi tanaman”. Lautnya digambarkan dimana ikanlah yang menghampiri nelayan. Seharusnya sangat jauh dari kemiskinan. Tidak terbayangkan kemiskinan dan penderitaan berada di tanah air yang begitu kaya keadaannya. Dimana letak kesalahan semua ini ?, sering menjadi pertanyaan yang hanya bisa diselesaikan dengan kalimat tetapi tidak selesai-selesai dalam kenyataannya.

Kekayaan sumber daya alam sering membuat kita lupa mengembangkan sumber daya manusia. Proses pendidikan di bangsa ini sangat berperan dalam proses pengembangan sumber daya manusia, tetapi entah kenapa lulusan sarjana kita bukanlah yang siap pakai. Sering sekali rasanya setelah lulus sarjana, kita tidak mengetahui apa-apa dan tidak percaya diri untuk bekerja sebagai seorang yang professional. Sebagai bangsa yang ingin sejajar dengan bangsa-bangsa lain, mungkin juga sepertinya bangsa ini ingin berkembang dalam teknologi yang bukan kompetensinya. Pertanian, kehutanan, perikanan, peternakan adalah merupakan kekuatan bangsa Indonesia dilihat dari keadaan bumi kita, dan memang dari dulu nenek moyang kita adalah petani dan nelayan. Tetapi bangsa ini tidak menitik beratkan focus pendidikan dan pengembangan SDMnya dalam bidang itu. Dan masyarakat juga ketika melanjutkan studi sering sekali hanya melihat arah angin, program study yang banyak peminatnya juga menjadi ukuran bagi kita untuk diminati.

Hari ini menjadi renungan kita adalah Amsal 12:9, Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri, dari pada berlagak orang besar, tetapi kekurangan makan. Bangsa kita juga harus mengakui keberadaannya, dan lebih memperhatikan kebangkitan ekonomi rakyat dari pada menaikkan gaji anggota DPR supaya mereka tidak korup. Kita semua adalah bagian dari bangsa ini. Mungkin kita tidak dapat melakukan hal besar untuk mengubah bangsa ini, tetapi kita dapat memulai perubahan dari diri kita sendiri.

Menjadi permata yang mandiri mungkin akan mengurangi orang yang membebani bangsa ini. Setidak-tidaknya setelah lulus kuliah, kita tidak membebani orang tua, mampu mandiri sekalipun mungkin hidup dengan penghematan yang ketat. Ini lebih baik dari pada berlagak besar tetapi kekurangan. Orang karo bilang, nanamna nge situhuna, buat apa penampilan OK, tetapi hanya fatamorgana. Untuk bisa mandiri tidak dipersiapkan hanya semalam. Kita dari detik ini harus belajar menguasai diri dalam memenuhi setiap keinginan daging. Kita harus menentukan dan melakukan prioritas dalam hidup kita.

Permata yang mandiri akan menjadi berkat tidak hanya ditengah-tengah bangsa ini tetapi juga ditengah-tengah gereja GBKP ini.

Sunday, September 03, 2006

Mencari Pengetahuan
By : Nomi Br Sinulingga

Amsal 1:7
Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.

Perkembangan pengetahuan telah mengubah peradaban manusia. Pengetahuan mendorong manusia untuk mencari dan menemukan banyak hal-hal besar dalam sejarah. Mulai dengan James Watt menemukan mesin uap sampai saat ini, penemuan terus berlanjut. Sampai saat ini pengembangan nano chip untuk computer, mungkin setiap hari ada penemuan baru di Silicon Valley sana. Perkembangan pengetahuan memberikan dampak yang positif dalam hal memudahkan serta memberi kualitas dalam kehidupan manusia. Tetapi kita juga tidak boleh tutup mata bagaimana pengetahuan ini juga sering mengarah ke hal-hal yang negative dan bukan untuk kebaikan manusia tetapi mengeksploitasi manusia bahkan membawa kematian bagi manusia.

Allah kita adalah Allah yang kreatif, ketika Dia menjadikan manusia dia membuatnya segambar dan serupa denganNya. Menjadi manusia yang kreatif dan berpengetahuan adalah juga termasuk dalam tujuan Allah ketika menjadikan manusia. Kemana arah pengetahuan manusia itu adalah menjadi hal yang sangat penting. Firman Tuhan mengatakan bahwa pengetahuan yang benar itu adalah ketika berpangkal pada takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan tertanam dalam hati manusia dengan baik.

Sebagai orang Karo, kita memiliki semangat yang cukup tinggi untuk sekolah. Bahkan sejak dulu orang tua kita juga merasa kekayaan yang paling berharga adalah anak-anak yang berpendidikan. Orang tua ketika berkumpul tidak pernah membahas seluas apa tanah mereka, sebanyak apa harta benda yang telah dikumpulkan, tetapi sering sekali menanyakan anaknya sekolah dimana atau bekerja dimana. Ini adalah salah satu contoh dimana orang tua orang Karo pada umumnya sangat gigih dalam menyekolahkan anak-anaknya.

Bagaimana dengan kita permata yang masih sekolah saat ini. Apakah kita mensyukuri kasih orang tua kita dalam menyekolahkan kita dengan belajar sungguh-sungguh? Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk mengecap pendidikan di bangku sekolah. Karena itu belajarlah sungguh-sungguh dan gunakan waktu yang ada dengan benar dalam pembelajaran. Belajar sungguh-sungguh berarti kita telah memenuhi keinginan Tuhan supaya anak-anakNya menjadi orang yang berpengetahuan. Belajar sungguh-sungguh berarti kita memenuhi harapan orang tua kita dan merupakan wujud terima kasih karena dukungan mereka dalam hidup kita. Belajar sungguh-sungguh berarti kita sedang menyiapkan masa depan kita sendiri dan yang pastinya akan memperbaiki sebagian kehidupan di masa mendatang.

Di atas semua kebaikan yang diakibatkan oleh pembelajaran adalah kita harus menempatkan sebagai dasarnya “Takut Akan Tuhan”. Karena inilah yang akan memberi arah kemana pengetahuan yang kita miliki bisa kita kembangkan. Dan pengetahuan yang kita punya bisa mempengaruhi banyak orang juga supaya hidup takut akan Tuhan.