Permata, kau mau kemana?
Oleh : Nomi Br Sinulingga
Permata GBKP yang sudah berumur 58 tahun ini, sebentar lagi akan melakukan mupel. Permata akan duduk bersama memikirkan mau kemana program dan organisasi Permata ini. Permata yang merupakan wadah untuk orang muda di gereja GBKP, memiliki tantangan sendiri dalam perjalanannya. Hal ini harus dipahami dengan benar sehingga menghasilkan suatu pelayanan yang menjawab kebutuhan Permata dan menjadi berkat ke luar Permata.
Permata hadir di tengah-tengah masyarakat yang semakin global dengan kemajuan teknologi informasi yang melaju dengan cepat. Permata GBKP semakin memiliki tingkat pergumulan yang kompleks. Mulai dari range umur yang semakin jauh (15 tahun – 35 tahun), kehidupan spiritual yang sangat beragam, pemahaman Alkitab yang tidak merata, gab tingkat pendidikan yang semakin jauh, kematangan berpikir yang juga bervariasi, dan banyak lagi. Semua hal yang mewarnai kehidupan Permata perlu dipertimbangkan dalam membuat program-program pelayanan.
Pergumulan menjadi Permata di era ini berbeda dengan menjadi Permata pada era 50-an. Permata perlu bertanya kepada diri sendiri, kemana Permata akan beranjak? Apakah permata hanya akan melanjutkan warisan yang sudah ada? Atau permata akan hadir menyuarakan suara kenabiannya untuk menjawab pergumulan pemuda di generasi ini. Semua generasi memiliki tantangannya masing-masing, memiliki kesulitan dan permasalahan hidup yang harus diselesaikan. Permata ditantang untuk melihat keadaan anggotanya dan mencoba mendampingi mereka dalam menjalani kehidupannya.
Kita tidak perlu menutup mata, kalau era yang penuh tantangan dan semakin global ini juga mempengaruhi kerinduan permata dalam mengenal Tuhan. Permata dengan kerinduan mengenal Tuhan secara pribadi yang semakin menciut, namun kerinduan mengenal teknologi yang semakin menggebu-gebu. Permata yang menjadi pelaku firman Tuhan dengan sungguh-sungguh juga terjadi penurunan. Banyak Permata yang terlena dengan kesibukan belajar dan bekerja, yang menyebabkan berkurangnya kehadiran di PA-PA yang merupakan inti persekutuan Permata itu sendiri.
Visi menjadi sangat penting untuk mengarahkan kemana Permata akan melangkahkan kakinya ke depan. Visi bukan hanya sekedar menjadi visi organisasi dan ditulis di buku, tetapi visi ini harus dihidupi dan menjadi jiwa organisasi Permata. Mother Theresa dalam satu waktu pernah ditanya, apakah visi hidupnya. Ibu yang pernah mendapat hadiah Nobel kemanusiaan ini mengatakan, ikuti perjalanan saya dan lihat apa yang saya lakukan sepanjang hari dan kalian akan melihat visi hidup saya”. Permata harus melangkah ke arah visi, dan visi ini harus nyata dalam kegiatan dan program yang dilaksanakan di tengah-tengah Permata. Lebih dari itu, Visi ini harus menjadi visi semua yang menjadi anggota Permata bukan berhenti saja menjadi visi organisasi. Pengurus permata harus mensosialisasikan visi ini kepada jemaat dan memikirkan programnya supaya semua anggota menghidupi visi ini.
Yang menjadi visi Permata saat ini adalah visi GBKP. Permata adalah bagian dari GBKP sehingga tujuan GBKP adalah tujuan permata juga. Permata harus selalu melangkah dengan tidak memalingkan pandangan dari visi GBKP supaya permata tidak salah langkah dan celus. Visi GBKP untuk tahun 2005-2010 adalah ”NGGELUH SETIA MAN DIBATA”. Menjadi tanggung jawab Permata untuk mensosialisasikan Visi GBKP ini kepada Permata GBKP. Mengarahkan programnya ke arah Visi GBKP dan selalu menyadari bahwa Permata adalah bagian dari GBKP dan memfokuskan diri untuk melayani kaum muda gereja GBKP. Visi ini memberikan gambaran dan mengingatkan Permata, bahwa Permata hadir di tengah-tengah pemuda Karo dan seharusnya memiliki arah langkah untuk hidup setia kepada Tuhan.
Setia adalah buah kehidupan orang percaya, dan Allah sangat mencintai kesetiaan. Kita tidak perlu memungkiri, kalau di era yang semakin modern ini begitu sulitnya mencari orang yang setia. Manusia semakin mengandalkan dirinya sendiri, pemikiran sendiri, membuat kebenaran sendiri sehingga kebenaran yang ada di permata menjadi begitu kabur. Permata harus kembali kepada kebenaran Alkitab dan mulai mau sungguh-sungguh menghidupinya. Kebenaran Alkitab akan memampukan Permata hidup memiliki kesetiaan yang benar dan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Permata harus bisa menentukan dimana posisinya saat ini. Mengetahui darimana dia datang dan mau kemana dia pergi adalah satu yang penting untuk dipikirkan ketika mupel nanti. Permata tidak boleh lagi sibuk dengan dirinya sendiri, namun mulai membuka mata betapa besarnya ancaman dari luar yang akan melumpuhkan Permata. Memang benar, Permata adalah milik Tuhan, dan Dia sendiri akan menjagainya. Namun Allah yang memiliki Permata ini sangat merindukan anak-anakNya memiliki hati untuk Permata dan juga mau setia menjadi teman sekerja Allah.
Permata tidak kebetulan harus hadir untuk Karo. Permata perlu semakin meningkatkan pelayanannya untuk menjangkau pemuda Karo yang belum pernah mendengar berita keselamatan. Saya sering berpikir, kalau memberitakan berita keselamatan di tanah pasundan ini begitu menakutkan dengan tantangannya sangat besar dan harus siap dimusuhi. Mungkin saja kalau memberitakan berita keselamatan di Tanah Karo tidak disertai ancaman masuk ke penjara, adi bage engkai maka la sigegehi memberitakan berita keselamatan man mama, bengkila, bibi turang ras seninanta si lenga megi berita keselamatan yang hanya ada di dalam Yesus Kristus.
Permata saat ini sedang memikirkan program-program pelayanannya untuk empat tahun ke depan. Sudah saatnya Permata tidak hanya sekedar melanjutkan warisan yang ada, namun mulai menggumulkan kehadirannya sesuai dengan generasi dimana ia berada dan menuju satu Visi GBKP yaitu membawa semua jemaat Permata hidup setia kepada Tuhan.
Penulis adalah anggota Permata Bandung Pusat.
Oleh : Nomi Br Sinulingga
Permata GBKP yang sudah berumur 58 tahun ini, sebentar lagi akan melakukan mupel. Permata akan duduk bersama memikirkan mau kemana program dan organisasi Permata ini. Permata yang merupakan wadah untuk orang muda di gereja GBKP, memiliki tantangan sendiri dalam perjalanannya. Hal ini harus dipahami dengan benar sehingga menghasilkan suatu pelayanan yang menjawab kebutuhan Permata dan menjadi berkat ke luar Permata.
Permata hadir di tengah-tengah masyarakat yang semakin global dengan kemajuan teknologi informasi yang melaju dengan cepat. Permata GBKP semakin memiliki tingkat pergumulan yang kompleks. Mulai dari range umur yang semakin jauh (15 tahun – 35 tahun), kehidupan spiritual yang sangat beragam, pemahaman Alkitab yang tidak merata, gab tingkat pendidikan yang semakin jauh, kematangan berpikir yang juga bervariasi, dan banyak lagi. Semua hal yang mewarnai kehidupan Permata perlu dipertimbangkan dalam membuat program-program pelayanan.
Pergumulan menjadi Permata di era ini berbeda dengan menjadi Permata pada era 50-an. Permata perlu bertanya kepada diri sendiri, kemana Permata akan beranjak? Apakah permata hanya akan melanjutkan warisan yang sudah ada? Atau permata akan hadir menyuarakan suara kenabiannya untuk menjawab pergumulan pemuda di generasi ini. Semua generasi memiliki tantangannya masing-masing, memiliki kesulitan dan permasalahan hidup yang harus diselesaikan. Permata ditantang untuk melihat keadaan anggotanya dan mencoba mendampingi mereka dalam menjalani kehidupannya.
Kita tidak perlu menutup mata, kalau era yang penuh tantangan dan semakin global ini juga mempengaruhi kerinduan permata dalam mengenal Tuhan. Permata dengan kerinduan mengenal Tuhan secara pribadi yang semakin menciut, namun kerinduan mengenal teknologi yang semakin menggebu-gebu. Permata yang menjadi pelaku firman Tuhan dengan sungguh-sungguh juga terjadi penurunan. Banyak Permata yang terlena dengan kesibukan belajar dan bekerja, yang menyebabkan berkurangnya kehadiran di PA-PA yang merupakan inti persekutuan Permata itu sendiri.
Visi menjadi sangat penting untuk mengarahkan kemana Permata akan melangkahkan kakinya ke depan. Visi bukan hanya sekedar menjadi visi organisasi dan ditulis di buku, tetapi visi ini harus dihidupi dan menjadi jiwa organisasi Permata. Mother Theresa dalam satu waktu pernah ditanya, apakah visi hidupnya. Ibu yang pernah mendapat hadiah Nobel kemanusiaan ini mengatakan, ikuti perjalanan saya dan lihat apa yang saya lakukan sepanjang hari dan kalian akan melihat visi hidup saya”. Permata harus melangkah ke arah visi, dan visi ini harus nyata dalam kegiatan dan program yang dilaksanakan di tengah-tengah Permata. Lebih dari itu, Visi ini harus menjadi visi semua yang menjadi anggota Permata bukan berhenti saja menjadi visi organisasi. Pengurus permata harus mensosialisasikan visi ini kepada jemaat dan memikirkan programnya supaya semua anggota menghidupi visi ini.
Yang menjadi visi Permata saat ini adalah visi GBKP. Permata adalah bagian dari GBKP sehingga tujuan GBKP adalah tujuan permata juga. Permata harus selalu melangkah dengan tidak memalingkan pandangan dari visi GBKP supaya permata tidak salah langkah dan celus. Visi GBKP untuk tahun 2005-2010 adalah ”NGGELUH SETIA MAN DIBATA”. Menjadi tanggung jawab Permata untuk mensosialisasikan Visi GBKP ini kepada Permata GBKP. Mengarahkan programnya ke arah Visi GBKP dan selalu menyadari bahwa Permata adalah bagian dari GBKP dan memfokuskan diri untuk melayani kaum muda gereja GBKP. Visi ini memberikan gambaran dan mengingatkan Permata, bahwa Permata hadir di tengah-tengah pemuda Karo dan seharusnya memiliki arah langkah untuk hidup setia kepada Tuhan.
Setia adalah buah kehidupan orang percaya, dan Allah sangat mencintai kesetiaan. Kita tidak perlu memungkiri, kalau di era yang semakin modern ini begitu sulitnya mencari orang yang setia. Manusia semakin mengandalkan dirinya sendiri, pemikiran sendiri, membuat kebenaran sendiri sehingga kebenaran yang ada di permata menjadi begitu kabur. Permata harus kembali kepada kebenaran Alkitab dan mulai mau sungguh-sungguh menghidupinya. Kebenaran Alkitab akan memampukan Permata hidup memiliki kesetiaan yang benar dan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Permata harus bisa menentukan dimana posisinya saat ini. Mengetahui darimana dia datang dan mau kemana dia pergi adalah satu yang penting untuk dipikirkan ketika mupel nanti. Permata tidak boleh lagi sibuk dengan dirinya sendiri, namun mulai membuka mata betapa besarnya ancaman dari luar yang akan melumpuhkan Permata. Memang benar, Permata adalah milik Tuhan, dan Dia sendiri akan menjagainya. Namun Allah yang memiliki Permata ini sangat merindukan anak-anakNya memiliki hati untuk Permata dan juga mau setia menjadi teman sekerja Allah.
Permata tidak kebetulan harus hadir untuk Karo. Permata perlu semakin meningkatkan pelayanannya untuk menjangkau pemuda Karo yang belum pernah mendengar berita keselamatan. Saya sering berpikir, kalau memberitakan berita keselamatan di tanah pasundan ini begitu menakutkan dengan tantangannya sangat besar dan harus siap dimusuhi. Mungkin saja kalau memberitakan berita keselamatan di Tanah Karo tidak disertai ancaman masuk ke penjara, adi bage engkai maka la sigegehi memberitakan berita keselamatan man mama, bengkila, bibi turang ras seninanta si lenga megi berita keselamatan yang hanya ada di dalam Yesus Kristus.
Permata saat ini sedang memikirkan program-program pelayanannya untuk empat tahun ke depan. Sudah saatnya Permata tidak hanya sekedar melanjutkan warisan yang ada, namun mulai menggumulkan kehadirannya sesuai dengan generasi dimana ia berada dan menuju satu Visi GBKP yaitu membawa semua jemaat Permata hidup setia kepada Tuhan.
Penulis adalah anggota Permata Bandung Pusat.